Pulau Karang

وَمِنْ آَيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ


Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung (QS. Asy Syura: 32).

Rasanya, baru kemarin aku menghabiskan libur lebaranku di kampung tercinta. Ya, aku sama seperti kalian yang merantau. Mudik jika lebaran tiba. Sama seperti tahun-tahun yang lalu, aku yang kerja di Jambi pulang ke kampung halaman. Senang rasanya menghabiskam waktu dengan keluarga yang sudah lama tidak ku kunjungi, terlebih lagi dengan sanak saudara dan teman-temanku. 

Sejak awal sebenarnya aku sudah memikirkan jadwalku, serta tempat-tempat yang akan ku kunjungi setibanya aku di kampung. Tapi dari sekian banyak destinasi wisata di kampungku, pulau karang masuk dalam daftarku yang nomor satu. Bagaimana tidak, keindaham tempat ini sungguh sangat mempesona. Sudah sering aku ke sini, hampir tiap tahun, tapi pemandangan yang indah, laut yang biru, serta terumbu karangnya yang masih alami ini seolah memanggilku kembali. Berada di sini seolah-olah membawaku ke dunia lain. Tentunya dalam arti yang indah. 

Pulau karang adalah sebuah pulau yang berada di sebelah selatan kabupaten Tapanuli Tengah, tepatnya kecamatan Barus, provinsi Sumatera Utara. Pulau kecil yang berada di tepian luar pulau Sumatra, dan berbatasan langsung dengan samudra Indonesia, sehingga pulau karang menyajikan wisata laut yang alami dan tak terlupakan.
Aku dan keluarga berangkat pagi-pagi sekitar pukul 09:16. Kami sudah menyiapkan segala peralatan, mulai dari bekal makan siang, sun block, karena tentunya terik matahari sangat menyengat pada siang hari dan juga tak lupa kamera (wajib)

Kami berangkat dari dermaga kecil di desaku. Matahari yang sembunyi dibalik awan, membuat cuaca hari ini sejuk. Hari yang indah menurutku. Setibanya di dermaga, perahu yang akan mengangkut ku dan keluarga sudah bersiap disana. Tidak membuang waktu lagi kami pun menaiki perahu itu dan bersiap berangkat.

Ombak kecil tenang, tapi sangat hidup, perlahan membawa kami kian ke tengah. Sejenak aku terpaku memandang keindahan laut ini, biru damai dan sungguh menyejukkan jiwa. Aku bukanlah orang yang begitu suka terhadap laut lepas, tapi aku suka menikmatinya. Mencium aroma garam, begitu menenangkanku. Burung-burung terbang rendah disekitar perahu kami. Sesekali aku melihat ikan-ikan kecil melompat, dan betapa beruntungnya aku bisa melihat lumba-lumba diantara laut lepas ini. Memang, lumba-lumba di sini tidak begitu sering memperlihatkan dirinya. Tapi bagi orang yang beruntung-seperti aku-mereka akan bisa melihatnya berada di tengah-tengah luasnya laut ini. 

Tidak membutuhkan waktu lama, hanya butuh 30 menit saja kami pun sampai ke Pulau Karang. Pemandangan indah langsung menyambutku. Pasir putih, pantai yang indah serta laut yang biru. Tidak ada apa-apa di pulau ini, hanya terdapat banyak pohon kelapa. Ukuran pulau ini pun tidak begitu besar, hanya saja pemandangan yang didapat tidak kalah dengan pemandangan yang ada di pantai Kuta, Bali.

Hari sudah mulai terik. Matahari yang awalnya sembunyi dibalik awan pun mulai memperlihatkan cahayanya. Bukan hanya kami yang ada di pulai ini. Banyak turis lokal yang juga datang membawa keluarganya. Aku duduk berteduh di bawah pohon kelapa, memperhatikan anak-anak yang sedang bermain ombak, tertawa, dan bercanda.

Salah satu anggota keluarga memanggilku untuk berfoto bersama. Mereka terlihat sangat gembira menikmati keindahan alam ini, sama sepertiku. Seakan semua beban terangkat menguap ke udara. Setelah lelah berfoto, kami memutuskan untuk makan siang, karena jam sudah menunjukkan pukul 12:21. Semua anggota keluarga kelaparan, aku pun begitu. Di depan kami, sudah terhidang makanan khas desaku. Sangat susah jika aku harus menyebutnya satu-satu hehe. Semua makan dengan lahapnya, bercanda, terdawa sembari menikmati hidangan yang alakadarnya ini.

Setelah kenyang, kami pun memutuskan untuk berenang bersama. Tidak ambil pusing, aku langsung membuka bajuku dan ikut bergabung dikeramaian laut ini. Airnya hangat, membuat perasaan nyaman. Aku melihat ikan-ikan kecil berenang disekitarku, seolah terganggu dengan kehadiranku.

Tidak terasa jam sudah menunjukkan pukul 16:40. Sudah waktunya bagi kami mengakhiri keseruan ini, dan bersiap untuk pulang. Setelah berkemas, kami pun naik kembali ke perahu yang akan membawa kami pulang. Perlahan perahu kami melaju ke tengah dan mulai meninggalkan tempat yang indah ini. Dari kejahuan aku melihat pohon-pohon kelapa mengecil, dan pasir putih itu mulai tak tampak lagi. Hanya biru yang terlihat mata, birunya lautan. Seketika aku teringat dengan tulisan yang aku tulis di bawah pohon kelapa tadi. Aku menuliskan namaku dengan jelas, berharap tahun depan pulau ini akan memanggilku kembali.

Berikut adalah foto-foto keindahan Pulau Karang yang sempat terabadikan melalui kamera sahabat

Siapapun tidak akan menyangka, jika pulau yang indah ini berada di desa kecil seperti Barus. Tapi tuhan maha adil, Ia meletakkan pulau yang indah ini di tempat terpencil, yang kebanyakan masyarakatnya hidup dari hasil tangkapan ikan, agar kami bisa menikmati keindahannya.

Aku mengutip ayat Al-Qur’an;

وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴿٣٤﴾

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim [14] : 34)

Pada hari itu, aku menemukan kepingan mozaic ketigaku. Berada di tempat itu membuatku tersadar, jika kehidupan ini tidak akan ada habisnya. Perjuangan dibutuhkan demi mendapatkan hasil yang maksimal. Kau harus melaluinya, berjuang hingga akhir. Sama seperti lautan lepas yang mengelilingi desaku. Tak akan habis jika kau bahkan mengarunginya. 

Perjalananku akan terus berlanjut, karena tugasku masih banyak. Banyak kepingan mozaic hidupku yang harus ku cari, dan aku yakin aku akan menemukannya di tempat menakjublakn lainnya.


Sekian

12 pemikiran pada “Pulau Karang

  1. Or perhaρs he likes bowling.? Lеe cߋntinued.
    ?I heard somebody say that when you hear thunder, that implіes that God is bowling in heaven. I
    wager hes actually good at it.

    Suka

  2. Or perhaps he likes bowling.? Lee continued. ?І heard somеbody say that when you hear thunder,
    that impⅼies that God is Ьowling iin heaven. I wager hes actually
    good at it.

    Suka

Tinggalkan komentar